Semarang, 9 September 2025 – UIN Walisongo Semarang menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD) bertajuk Rekonsiliasi Ma’had dan Progress Penghapusan Aset yang berlangsung intensif dengan melibatkan berbagai pihak. Diselenggarakan di Ruang Sidang Senat Lt. 4 Gedung Kyai Saleh Darat UIN Walisongo Semarang, forum ini dihadiri oleh Para Wakil Rektor, Kepala Biro, Kepala UPT, dan pimpinan lainnya serta Rektor UIN Walisongo Semarang, Prof. Dr. Nizar, M.Ag. melalui aplikasi Zoom.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Satuan Pengawas Internal (SPI), Dr. Ratno Agriyanto, M.Si., Akt. yang menyampaikan pentingnya penyamaan persepsi dan data antara pihak Mahad, Akademik, Keuangan, dan bisnis, guna menciptakan sistem yang lebih tertib dan akuntabel. Selaras dengan hal tersebut, Rektor UIN Walisongo, Prof. Dr. Nizar, M.Ag. menekankan pentingnya akuntabiltas dan objektivitas dalam pengelolaan ma’had.
“Perbedaan data antar unit perlu diluruskan. Maka harus ada pendataan ulang dan sinkronisasi data yang bisa ditelusuri melalui verifikasi pembayaran”, ungkap Rektor Universitas yang menegaskan urgensi konsistensi data dan sistem pembayaran yang ketat.
Selain membahas rekonsiliasi data ma’had, evaluasi aset juga menjadi sorotan penting pada forum diskusi kali ini. Wakil Rektor II, Dr. H. Ahmad Ismail, M.Ag. menyinggung mengenai banyaknya aset yang tidak lagi bermanfaat, namun masih tercatat aktif sehingga tetap menyedot biaya pemeliharaan.
“Ada beberapa unit aset yang manfaatnya hampir tidak ada, tapi beban pemeliharaannya besar. Maka perlu adanya penghapusan aset”. Tegas Wakil Rektor II.
Sebagai tindak lanjut dari FGD, akan dilaksanakan sensus santri Ma’had oleh musyrif dan pengelola Ma’had dengan pendampingan tim SPI menggunakan aplikasi hasil adaptasi aktualisasi LATSAR CPNS. Sensus ini diharapkan dapat menghadirkan data santri yang lebih akurat, terverifikasi, dan sinkron antarunit, sehingga menjadi dasar perbaikan tata kelola Ma’had ke depan.Dengan adanya acara rekonsiliasi ini, Universitas berkomitmen untuk menghadirkan sistem Mahad yang lebih tertib, objektif, dan efisien. Di samping itu, pendataan berbasis realita, pengelolaan aset yang rasional, dan disiplin administrasi menjadi fokus utama.
